Indonesia, "The Lost Atlantis" (Benua Atlantis Yang Hilang



Terima kasih Tuhan untuk hari yang indah ini, syukur aku masih bisa menulis sebuah artikel untuk blogku  yang sederhana ini | jeanotnahasan.blogspot.com


Indonesia, "The Lost Atlantis",,,, Benua Atlantis Yang Hilang

Gambar Buku Benua Atlantis Yang Hilang

Mungkin cerita tentang Indonesia benua atlantis yang hilang ini sudah lama terdengar di telinga sebagian orang,,, namuN..
Yeah,,, very2 amazing.... Indonesia, "The Lost Atlantis",,..
Tak ad salahnya jika aku menuliskannya kembali, agar kita semakin mengenal akan apa yg dimiliki bangsa kita ini. Mungkin ada kaitannya dengan berbagai bencana yang terjadi saat ini. Melihat kondisi seperti ini, kita boleh bangga, namun disis lain kita harus mawas diri untuk mengantisipasi segalah kemungkinan yang ada.

yah.. "Atlantis" sebuah benua yang mengilang secara misterius, pertama kali diungkap oleh Plato. Banyak yang beranggapan bahwa cerita ini merupakan imajinasi Plato sendiri, namun tak sedikit peneliti yang ingin mengungkap keberadaan benua yang hilang ini.
Banyak situs ilmiah yang tertarik dengan benua yang konon subur makmur ini. Sebagai contoh dapat dilihat disini, atau disini, atau juga disini.... Kebanyakan beranggapan bahwa benua Atlantis merupakan bagian dari wilayah Yunani, Roma... dll gitu deh. Namun rupanya seorang peneliti asal Perancis memiliki pemikiran yang  berbeda... Dia berpendapat bahwa Atlantis adalah Indonesia.... Wow!!!
***************************
Secara tegas dikatakan oleh Prof. Santos bahwa Indonesia adalah Atlantis yang hilang. Sebuah bangsa dan continent yang menurut Plato (2.500 tahun yang lalu) menjadi pusat peradaban dunia sebelum ditenggelamkan oleh banjir besar di masa Pleistocene 11.600 tahun silam. Dengan bukti-bukti yang dibawanya, dia memaparkan temuannya yang sudah diteliti selama lebih dari 30 tahun. Banyak ilmuwan melakukan penelitian mengenai Atlantis, pencarian dilakukan di samudera Atlantik, Laut Tengah, perairan Karibia, bahkan Kutub Utara, tetapi tidak pernah ditemukan karena menurut Santos mereka mencari ditempat yang salah.
***********************************************

Artikel ini dikutip dari Pikiran Rakyat edisi cetak... Wow amazing! the lost island "Atlantis" ternyata adalah Indonesia?!

Benua Atlantis itu (Ternyata) Indonesia
Oleh Prof. Dr. H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D.  

MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?
Plato (427 - 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.
Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato's Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Konteks Indonesia
Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.
Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, "Amicus Plato, sed magis amica veritas." Artinya,"Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran."
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.
Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya.*** 
Penulis, Direktur Kehormatan International Institute of Space Law (IISL), Paris-Prancis

****

dari kutipan artikel di atas, saya mencoba menggambarkan mengenai apa yang akan terjadi kedepannya pada bangsa kita yang tercinta ini. melihat tragedi masa lalu mengenai meletusnya beberapa gunung merapi secara serentak sehingga menyebabkan kubahan2 es mencair. saya membayangkan jika hal tersebut kembali terjadi. mungkin saja hal yang sama kembali terjadi. Hal tersebut dapat menyebabkan melelenya es di kutub utara, sehingga volume air laut bertambah. dan tak dapat dipungkiri, kalau hal tersebut benar2 terjadi maka dataran2 terendah di muka bumi akan tenggelam. mungkin juga terjadi beberapa perubahan bentuk2 pulau di bumi.


melihat bencana yang sedang melanda negeri ini, alangkah lebih baiknya jika kita saling menyadarkan akan kondisi disekitar kita. mari saling mendoakan dan menjaga kelestarian alam. #prayforindonesia

ini hanya analisa saya, tak ada maksud untuk membeberkan isu2 buruk yg mungkin saja akan terjadi. jika ada yg salah saya mohon dikritik.

About the Author

Jeanot

Author & Editor

Web Developer dan Internet Marketer berdomisili di Yogyakarta. Menulis untuk mengenal dunia.

8 comments:

  1. pertamax.... hohohoho

    baru tahu soal benua atlantis..... owww
    thank's pak guru

    BalasHapus
  2. wohowwwww.. keren juga yah, cerita Indonesia dulunya sebuah benua ternyata benaran ada..

    BalasHapus
  3. jenot.,artikel pny u keren.,lke this bgt dah...

    BalasHapus
  4. Not...dapet ide posting pas kita lagi d kos puji ya...ngomong2 ttg merapi....wekekekekeke....

    BalasHapus
  5. duluan postingan ini kok baru cerita.. post ni juga cuma repost edit dikit dari blogku yang lama di solatanasang.blogspot.com.. uda lama bangat..

    BalasHapus
  6. Not...sekarang buku2 itu lagi gencar2nya diperbincangkan di atmajaya jakarta....

    BalasHapus
  7. semoga mereka menemukan jawaban di balik polemik yang muncul dari cerita Indonesia The Lost Atlantis...

    BalasHapus

 

Jeanot Nahasan © 2015 - Designed by Templateism.com, Plugins By MyBloggerLab.com