Dahlan Iskan "Do More" vs SBY "Talk More"

Hari ini (Selasa, 20/3/2012) saya menonton berita dari salah satu stasiun TV yang menayangkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), topiknya Bapak Dahlan Iskan marah di gerbang tol. Penasaran dengan sedikit potongan berita tersebut, saya kemudian mencari info yang lebih banyak dari internet. Menggunakan bantuan mesin pencari google, saya hanya memasukan 2 kata, yaitu Dahlan Iskan dan hasilnya 90% hasil pencarian di halaman pertama menampilkan berita yang terkait dengan Bapak Dahlan Iskan marah di pintu tol.
Masing-masing situs berita memberi judul yang menarik untuk kejadian ini, sebut saja situs tempo.co yang menggunakan judul
:

Dahlan Iskan Ngamuk di Pintu Tol
Selain itu, berita.yahoo.co.id juga memberikan judul yang cukup menarik :
Dahlan Iskan Jadi Penjaga Pintu Tol Dadakan
situs tekno.kompas.com juga mempublikasikan berita tersebut dengan salah satu judul dari sudut pandang trending topic di twitter :
Dahlan Iskan Jadi "Trending Topic" di Twitter

Gambar Bpk. Dahlan Iskan Marah di Tol
Satu persatu situs berita tersebut saya buka. Semua yang saya baca memang membahas tentang Bapak Dahlan Iskan yang ngamuk di pintu tol. Bukan tanpa alasan bapak Menteri Negara BUMN marah, yang katanya sampai membanting kursi. Beliau marah karena kemacetan dengan antrian hingga 30 kendaraan yang terjadi di pintu tol Semanggi menuju Slipi, Jakarta Barat.

***

Saya tidak ingin membahas terlalu jauh mengenai alasan-alasan dan apa saja yang dilakukan beliau ketika marah di pintu tol, informasi yang lebih detail bisa kita dapat di situs berita seperti tempo.co atau kompas.com. Setiap situs memiliki "banyak" berita terkait satu kejadian ini, banyak itu artinya : judul banyak (artikel banyak), tapi isi sama.

Satu hal yang menarik perhatian saya adalah sikap Bapak Dahlan Iskan yang mirip dengan sosok pahlawan yang mengatasi kemacetan panjang dengan membuka palang akses masuk yang tak ada security nya. Iklan tersebut kental dengan tagline “Talk Less Do More”. Hal yang sama terlihat pada sikap Bapak Dahlan Iskan, bertindak dengan cepat pada masalah yang terjadi. Bukan hanya kejadian di pintu tol saja, beliau juga pernah turun langsung ke stasiun guna melakukan inspeksi dadakan, berbaur langsung dengan pengguna layanan kereta api tanpa pengamanan yang “lebay”.

Entah mengapa, dengan membandingkan cerita dari iklan tersebut dan cerita tentang sikap bapak Dahlan Iskan di pintu tol, saya pun langsung teringat dengan pidato bapak presiden Susilo Bambang Yudoyono pada beberapa hari lalu. Saat itu SBY mengundang petinggi media dan tentunya para kader partai biru. Pidato yang menurut saya lebih kental mencerminkan “kegalauan” seorang bapak Negara, entah itu terkait rencana kenaikan harga BBM atau di luar hal itu (*pengalian isu). Saya menganggap beliau, seolah-olah dengan badan besarnya, dia menyombongkan “ketakutan” pada masalah dan “kerisahuan” pada keadaan yang belum tentu itu fakta. Hal tersebut sudah sering kita dengar. Seandainya beliau adalah anak gaul usia remaja yang masih ababil, mungkin saja beliau langsung mengeluarkan statemen “gue galau men!”, untungnya beliau bapak yang “dihormati” sehingga perlu menjaga wibawa.

Dengan “kebanggannya” menyampaikan ke media melaui pidato bahwa dia mendapatkan terror, saya rasa tidak ada bedanya beliau dengan orang yang berteriak “security.. security… security….!!!” pada iklan “talk less do more”. Mungkin dengan menyampaikan itu, dia memerintahkan semua elemen keamanan negara lebih serius melindunginya. Walaupun sudah berada di posisi paling depan, dia hanya bisa bicara lagi, lagi dan lagi! (*teringat dengan iklan politik partai biru terkait BBM turun 3 kali). Sama halnya dengan posisi sekarang sebagai pemimpin bangsa, orang yang “terhormat” berada di paling depan untuk menakhodai rakyat Indonesia menuju labuhan kesejahteraan, namun sayangnya, dengan statement nya yang pernah keluar : “saya akan berada di garis paling depan untuk melawan korupsi” beliau menunjukkan “ketidakbecusan” dirinya sendiri. Hanya bisa banyak bicara, tak ada tindakan, bahkan internal partai yang dibinah olehnya pun menjadi sarang kotoran hilangnya moral manusia.

***

Kesimpulan saya, Bapak Dahlan Iskan sangat menjiwai “Talk Less Do More”, sedangkan Bapak SBY lebih melo menikmati “Talk More Do Less”.

Saya pun coba berkhayal, seandainya bapak SBY punya sikap berani seperti bapak Dahlan Iskan, mungkin saja beliau akan melakukan inspeksi mendadak ke gedung DPR, dan apa bila ada anggota dewan dari partai biru yang tidak hadir pada rapat paripurna atau agenda/acara penting lainnya, mungkin beliau akan membanting kursi dewan tersebut dan mengeluarkan statemen yang sama “tidak ada gunanya kursi ini”, tapi apa berani???. Karena memang benar, tidak ada gunanya kursi-kursi itu ada jika tak ada yang mendudukinya (kosong), walaupun kursi-kursi itu tidak kosong, tetap saja tidak ada gununya, karena yang mendudukinya sebagian besar adalah SAMPAH MASYARAKAT! Lebih mulia dan berguna jika kursi-kursi tersebut diuangkan atau anggarannya digunakan untuk merawat orang yang menderita kelainan mental yang terlantar di pinggir jalan daripada diperuntukan pada orang tak bermental, gila harta dan jabatan yang bersembunyi kemewahan di balik gedung DPR.

*artikel ini hanya pendapat seorang anak muda yang sangat merindukan kepemimpinan tegas, tepat, (ber)tanggung jawab dan tuntas(kan masalah) dari seorang nakhoda bangsa.

Mungkin SBY kurang bisa bertindak karena selain sibuk curhat kegalauan pada publik, waktu beliau juga habis untuk menciptakan puisi dan lagu-lagu, bahkan untuk tidur pun sudah tidak ada waktu..

***

Selain pendapat pribadi, saya juga menyertakan kutipan beberapa komentar dari situs berita yahoo yang mendukung sikap Bapak Dahlan Iskan :

AKU USUL PAK DAHLAN, SEKALI KALI MASUK RUANG RAPAT DPR-RI, KAYAKNYA BANYAK KURSI KOSONG PADA WAKTU RAPAT PERLU DIBUANG, BILA PERLU SAK ORANGNYA YANG TIDAK HADIR DIBUANG AJA, PASTI TINDAKAN BAPAK DIDUKUNG OLEH RAKYAT............

sering sering pak datang ke jalan tol.....pas jam sibuk.....
tu karyawan tolnya pun pada sibuk ngerumpi.....
jadi ga mau mereka tu jaga tol......
klo lebih banyak dukungan buat pak dahlan........
caranya tu korsi anggota dewan yg kosong dibuang aja......
atau kasi aja ke panti jompo......tukan korsi mahal .........
biar orng panti jompo bisa merasakan hangatnya kursi dewan.........

INI PATUT DICONTOH. PEMIMPIN YANG LANGSUNG BERTINDAK MEMBERI CONTOH GA KEBANYAKAN TEORI LANGSUNG BERTINDAK LANGSUNG LANCAR.. SALUT SAYA

***

Foto Menteri BUMN, Dahlan Iskan

Artikel ini juga merupakan bentuk dukungan saya pada Menteri BUMN bapak Dahlan Iskan yang marah karena tidak maksimalnya pelayanan di pintu tol. Saya sangat mengapresiasi beberapa tindakan berani dan tepat sasaran yang dilakukan beliau beliau, dimana hal seperti itu sangat sulit kita temukan dilakukan oleh pejabat-pejabat lainnya. Saya juga mendukung beliau maju sebagai Calon Presiden Republik Indonesia, berpasangan dengan Gubernur DIY (Sri Sultan HB X) atau dengan Walikota Surakarta (Joko Widodo) saya yakin merupakan pasangan idaman dan ideal serta pilihan tepat untuk Indonesia lebih sejahtera.


Sumber foto : tempo.co dan tribunnews.com

About the Author

Jeanot

Author & Editor

Web Developer dan Internet Marketer berdomisili di Yogyakarta. Menulis untuk mengenal dunia.

9 comments:

  1. itulah perbedaan orang yang pernah menjadi bawahan (Dahlan Iskan),orang yang ingin menjadi pimpinan harus tahu bagaimana menjadi bawahan, Pak dahlan sudah pernah. Sedangkan Pak SBY dia dari TNI dan pernah menjadi Menteri semasa Kepresidena Ibu Megawati, menurut sayak sosok TNI itu tegas tapi mereka Para TNI ataupun pegawai Negeri sekalipun pangkat jabatan mereka rendah tapi tidak pernah seperti seorang bawahan yang ada mau jadi atasan semua dan kerjanya asal masuk asal kerja dan terima gaji. Salam kenal :)

    BalasHapus
  2. benar sekali, menurut saya seorang pemimpin adakalanya mendelegasikan tugas kepada bawahannya tapi adakalanya juga harus "hands on"... itulah gunanya pemimpin memberikan contoh yang patut diteladani

    BalasHapus
  3. satu2nya keberhasilan SBY selama masa kepeminpinannya selama 2 periode, adalah MENGANGKAT DAHLAN ISKAN MENJADI MENTERI BUMN.
    itu udah yang paling bener dah...
    menteri2 yang lainnya kacrut semua, harusnya yang turun ke jalan itu menteri transportasi.

    BalasHapus
  4. utk yg diatas..
    mana ada menteri transportasi bung!!! yang ada itu menteri perhubungan.. ku yakin akan cerah nya masa depan bangsa Indonesia dengan pak Dahlan Iskan sebagai pemimpin bangsa!!!!

    BalasHapus
  5. If, Just If our presiden Like This MAN, Pak DIS, negara ini pasti sudah sangat maju dan Makmur. tidak sekedar NATO ( NO ACTION TALK ONLY ), NGELUH LAGI, KALAU PRESIDENNYA SEORANG PENGELUH APA YANG BISA DIHARAPKAN!!!!!!

    BalasHapus
  6. tiap orang banyak plus minusnya gan..mungkin kegalauan pak sby karna dia sendiri merasa tertekan dengan situasi yang terus mengkonfrontir berita dan selalu memojokkan.begiu juga pak dahlan tertekan dengan kondisi jalan yg macet akhirnya jadi pahlawan tol.semua karena keadaan yang bikin orang berontak dan GALAU he.he.

    BalasHapus
  7. saya sangat mendukung jika bapak dahlan iskandar menjadi presiden Indonesia yang selanjutnya "D

    BalasHapus
  8. pencitraan! rekayasa banget tuh.

    BalasHapus

 

Jeanot Nahasan © 2015 - Designed by Templateism.com, Plugins By MyBloggerLab.com